Keterangan Gambar : prestasi
Luar biasa. Karya dan prestasi pengurus pusat PPPC ini. Mulai kurun waktu 2006 sampai sekarang telah menulis lebih dari 25 buku pelajaran PPKn. Menariknya bukunya itu untuk siswa SD kelas 1-6, SMP kelas 7-9, SMA/SMK kelas 10-12, dan paket C.
Yusnawan Lubis, S.Pd., M.Pd lahir di Tasikmalaya, pada 27 Juli 1983. Menikah dan dikaruniai tiga orang anak. Selain mengajar ia aktif sebagai Sekretaris Jenderal MGMP PPKn tingkat Provinsi Jawa Barat (Periode 2017-2020) dan Ketua MGMP PPKN Tingkat Kota Tasikmalaya tahun 2019-2021. Selain itu alumnus S1 dan S2 PKn UPI ini mendapat kepercayaan sebagai Ketua Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) SMKN 1 Tasikmalaya sejak tahun 2018. Kerapkali Yunawan terlibat dalam berbagai kegiatan pelatihan dan seminar baik tingkat nasional maupun internasional. Pada Tahun 2014, ia ikut serta dalam kegiatan Continuous Profesional Development Program For West Java Teachers di Adelaide, Australia.
Saat menjadi mahasiswa S1, Yusnawan seperti mahasiswa pada umumnya mengikuti perkuliahan bersama teman-temannya. Selain kuliah sempat aktif di organisasi kemahasiswaan menjadi pengurus BEM HMCH dan BEM FPIPS. Adapun pengalaman menulis saat mahasiwa pertama kalinya ketika ia ikut lomba karya tulis mahasiswa (LKTM) tingkat universitas dan dinyatakan sebagai juara 1. Saat itu Yusnawan melaju ke tingkat regional mewakili UPI.
Prof. Dr. Kokom Komalasari, M.Pd merupakan dosen yang sangat diidolakannya. “Terus terang Bu Kokom itu sangat membantu dalam mengembangkan minat saya dalam hal menulis buku terutama buku pelajaran. Lewat tangan dingin beliaulah, buku saya bisa diterbitkan,” kenangnya.
Terinspirasi Guru Seni SMA
Ia berbagi cerita. Mulai menulis buku pelajaran sejak tahun 2006. Sebenarnya inspirasi menulis buku pelajaran itu sudah muncul sejak masih duduk di bangku SMA. Saat itu ada guru Seni Rupa bernama Pak Sardianto. Gurunya itu menulis buku pelajarannya sendiri. “Keren banget pokoknya. Hal itu sangat membekas dan menginspirasi saya untuk menulis buku pelajaran,” ujarnya.
Yusnawan merasakan manfaat dari menulis buku pelajaran itu sangat besar. Menurutnya salah satu tugas guru adalah mengembangkan dan menyusun bahan ajar. “Dengan memiliki kemampuan menulis, tentu saja tugas tersebut dapat dilaksanakan dengan baik. Selain itu terkait finansial, dapat dipetik hasilnya”.
Yusnawan terkenang pada 2010 bersama Prof. Dr. Kokom Komalasari, M.Pd mengikuti penilaian buku ajar untuk jenjang SMA/SMK/MA/MAK. “Alhamdulillah saat itu buku kami dinyatakan lulus semuanya dan dibeli oleh pemerintatah. Terakhir tahun 2018 mengikuti seleksi penulis buku teks masa depan. Alhamdulillah kembali lolos untuk kategori jenjang SMA/SMK, dan ditetapkan menjadi penulis Buku Teks Masa Depan untuk mata pelajaran PPKN kelas X. Bukunya sudah selesai ditulis dan dalam proses penerbitan oleh Puskurbuk,” tutur ayah tiga anak itu.
Berbeda dengan penulis lainnya kebanyakan buku Yusnawan diterbitkan oleh Pemerintah. Otomatis menjadi salah satu buku wajib yang harus digunakan oleh sekolah di seluruh tanah air.
Kiat Menulis Buku Pelajaran
Berdasarkan pengalamannya. Kiat menulis buku pelajaran itu dimulai dari pola pikir dulu, apalagi sebagai seorang guru. “Harus ditanamkan dalam diri kita bahwa menulis buku pelajaran itu merupakan kewajiban guru. Kemudian ditanamkan juga menulis itu mudah,” ungkapnya. Ia menambahkan ketika mindset itu sudah benar maka akan mudah pula untuk memulainya. “Biasanya yang sulit itu memulainya disebabkan berbagai alasan,” paparnya.
Terakhir ia berpesan untuk adik angkatan yang sedang menimba ilmu di departemen PPKn UPI. Menurutnya jika ingin menjadi penulis tentu saja harus menjadi pembaca yang handal. “Maka, perbanyaklah membaca, karena yang saya rasakan seperti itu, ketika bacaan saya banyak, otomatis menulis pun menjadi sangat mudah,” pungkasnya.
Tulis Komentar