p3c - BANDUNG | Memperingati
Hari Pendidikan Nasional Tahun 2024, Kamis (2/5/2024) lalu, Perkumpulan Pendidik
Pancasila dan Civics (P3C) menyelenggarakan Webinar Nasional dengan tema
“Pendidikan Pancasila Dalam Menghadapi Generasi Strawberry dan VUCA di Era
Metaverse”. Webinar ini diisi oleh empat narasumber yakni Dr. Syaifullah,
S.Pd., M.Si (Kepala Pusat Kajian dan Pengembangan Kebijakan Publik, Inovasi
Pendidikan, dan Pendidikan Kedamaian LPPM UPI), Tini Sugiartini, M.Pd.
(Pengawas SMK Cadisdik Wilayah VII Jawa Barat), Fajjin Amik, S.Pd., M.Si.
(Ketua MGMP PPKn SMA Kabupaten Serang, Banten), dan Febrianto, S.Pd., Gr. (Duta
Teknologi Kemdikbudristek RI).
Dr.
Syaifullah, M.Si. memaparkan topik “Psikologi Strawberry: Tantangan dan Cara
Mengatasinya”. Menurutnya Generasi Strawberry merupakan generasi yang memiliki
karakter kreatif, banyak ide, ekspresif, dan juga amat adaptif dengan
teknologi. Tapi di sisi lain, Generasi Strawberry memiliki karakter mudah
menyerah, kurang bertanggung jawab, egois, dan terjebak di zona nyaman. Maka
dari itulah orang tua dan guru harus memiliki kiat tertentu untuk memaksimalkan
potensi yang dimiliki Generasi Strawberry. Kiat yang ditawarkan yaitu formula
EMC2+8E. Beberapa poinnya yaitu orang tua dan guru menunjukkan empati, kasih
sayang, perhatian, dan penyelidikan kritis pada anak-anak Generasi Strawberry.
Selanjutnya Tini Sugiartini, M.Pd. menyajikan topik “Pendidik Pancasila menghadapi VUCA di era
metaverse”. Beliau menekankan internalisasi nilai-nilai Pancasila pada
anak-anak Generasi Strawberry amat krusial dilakukan untuk memperkuat akar jati
diri mereka. Jika nilai-nilai Pancasila sudah tertanam dengan baik, layaknya
akar rumput yang kokoh diterjang badai sekalipun, seorang anak akan siap
menghadapi gejolak disrupsi kehidupan.
Sementara itu untuk
menghadapi VUCA (Volatilility=bergejolak, Uncertainty=ketidakpastian,
complexity=kerumitan, dan Ambiguity=Ketidakjelasan) maka kita bisa menerapkan
konsep dari Bob Johansen yaitu VUCA Prime. Untuk melawan volatility dihadapi
dengan vision (Memiliki visi yang jelas sebagai navigasi diri atau organisasi),
kemudian menghadapi uncertainty dengan understanding (Pemahaman yang baik
terhadap berbagai hal), lalu mengatasi complexity dengan clarity (Kejelasan
dalam berkomunikasi), serta menangani ambiguity dengan agility (Kelincahan dan
ketangkasan dalam menghadapi berbagai situasi).
Pemateri ketiga yakni
Fajjin Amik, S.Pd., M.Si. membahas topik “Strategi Guru bagi Generasi Strawberry
di Era Metaverse”. Beberapa hal yang bisa dilakukan guru ialah melakukan
pendidikan karakter dan life skill untuk bekal anak memiliki kepribadian dan
kecakapan hidup yang baik. Selain itu guru juga tidak boleh mendorong anak
untuk fokus untuk meraih ranking. Sebaliknya justru seharusnya guru fokus pada
membimbing anak menemukan dan mengembangkan minat dan bakatnya.
Pemateri terakhir
Febrianto, S.Pd., Gr. mengulas tentang “Ketahanan Keluarga untuk Mengatasi
Narkolema di Era Metaverse”. Narkolema merupakan akronim dari narkoba lewat
mata yang merujuk pada pornografi. Seperti narkoba yang merusak tubuh,
pornografi pun memiliki daya rusak terhadap otak manusia. Maka dari itulah
ketahanan keluarga perlu diperkuat untuk melindungi anak-anak dari pengaruh
pornografi. Beberapa hal yang harus dilakukan oleh orang tua yaitu menjadi
teladan bagi anak, melakukan komunikasi efektif dan berkualitas, dan
menumbuhkan disiplin positif.
Setelah semua pemateri
selesai menyampaikan paparannya, acara dilanjut dengan sesi tanya jawab dari
peserta. Total peserta yang melakukan registrasi sebanyak 167 orang yang
berasal dari berbagai wilayah Indonesia. Harapannya kegiatan webinar dari P3C
akan berlanjut dengan pembahasan topik-topik lainnya agar guru-guru Pendidikan
Pancasila/PPKn dapat terus mengupgrade diri dengan ilmu dan pengetahuan
baru.
Mohamad Rian Ari Sandi,
Pengurus Bidang Penulisan dan Penerbitan P3C
Tulis Komentar